BritaTop.Com, KONAWE- Keberadaan Politeknik Tridaya Virtu Morosi (PTVM) di Puuruy, Kec. Bondoala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) memberikan “Angin Segar”. Pasalnya politeknik yang bermukim di area operasional kawasan industri Konawe itu berpotensi menghasilkan alumni yang berkompeten yang bisa mengisi posisi yang dibutuhkan di kawasan industri itu.
Diketahui, pendirian PTVM sendiri untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten yang dipersiapkan untuk bisa berkerja di Sektor kelestarian, sipil dan metalurgi di perusahaan yang berkualitas.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Ahmad Heri Firdaus mengatakan, bahwa sinergi antara PTVM dan Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe sangat penting didalam membangun keharmonisan dan memperlancar capaian dan tujuan bersama. Menurutnya, kepentingan Pemda Konawe disini bisa bertanggung jawab terkait dengan bagaimana pengurangan kemiskinan.
Sambungnya, membuka banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat di daerah. Kemudian bebernya, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan seterusnya.
“Jadi disitulah kepentingan Pemda, kehadiran PTVM merupakan peluang bagus bagaimana masyarakat bisa memiliki kesempatan berkerja yang lebih luas dengan adanya PTVM,” ujarnya seusai berkunjung di PTVM bersama Kementerian Investasi (Kemenves)/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada Rabu (26/6/2024).
Ia mengungkapkan, Pemda dan PTVM serta industri harus berkolaborasi. Selain itu, mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi di PTVM memprioritaskan putra putri daerah tersebut bisa nantinya mengisi posisi- posisi pekerjaan yang ada di kawasan industri di Konawe dan bukan hanya menjadi penonton di daerah sendiri.
Melainkan katanya, menjadi “pemain” di daerah sendiri, yang memberikan kontribusi yang semakin besar untuk membangun ekonomi daerah. Konawe ini juga harus mempunyai ciri khas, misalnya industri nikel berbasis manufaktur dan seterusnya.
“Jadi ada ciri khas prodak yang dihasilkan di Kab. Konawe, Sultra terkait dengan industri pertambangan yang tentunya harus didukung salah satunya dengan SDM yang berkompeten. Disinilah (PTVM) nantinya membina supaya bisa mengisi ruang atau peluang- peluang yang ada di industri,” ucapnya.
Sehingga, kedepan bisa mengurangi tenaga- tenaga kerja asing. Apalagi mereka tenaga kerja asing kerja di kawasan industri masih sebatas kontrak, makanya SDM yang ada disini bisa menggantikan posisi mereka yang tidak selamanya berkerja.
Lebih jauh, bisa juga tenaga kerja lokal berkolaborasi dengan tenaga kerja asing yang memiliki keahlian, karena tenaga kerja lokal perlu belajar banyak hal. Bebernya baik terkait dengan proses industrinya, aspek teknis, serta menyerap ilmunya sebanyak- banyaknya.
Sebelumnya juga, Kementerian Investasi (Kemenves) menggelar Rapat Kordinasi pada 28 Juni 2024, yang dihadiri beberapa perusahaan tambang di Sultra, dimana PTVM mendapatkan undangan khusus dari pihak panitia. Dalam kesempatan itu, Wakil Direktur PTVM, IR. Fachruzal Caesar Putra menyampaikan, bahwa menjamin kesiapan PTVM menyiapkan tenaga kerja berbasis industri.
“PTVM saat ini sedang menfasilitasi mahasiswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang tinggi dengan kedisplinan sebagai kekuatan dari pengelolaan nikel,” ujarnya.
Sementara itu, Manager Eksternal PTVM, Prof Hanna memandang perlu adanya data integral mengenai jumlah Tenaga kerja lokal yang ahli dibidangnya masing- masing, dan langkah konglrite yang disiapkan sehingga perusahaan sudah siap pakai.
Demikian juga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) perlu memberikan data perusahaan mana yang melakukan eksplorasi yang tidak taat pada aturan reboisasi pasca reklamasi.
Direktur PTVM, Dr. Ing. Yuliadi Erdani, M.Sc., IPU meminta agar pelunya duduk bersama menyatukan persepsi terkait hilirisasi semua unsur, Pemerintah Daerah (Pemda), pengusaha dan Perguruan Tinggi (PT).
Reporter : Erdin Yahya
Editor : Anshar