Membanggakan! Mahasiswa Unsultra Kembangkan Dry Shampo dari Sagu dan Daun Jarak

HaluoleoNews.ID, KENDARI- Salah satu Tim Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra) lolos  mendapatkan pendanaan P2MW 2024 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Adalah kelompok mahasiswa yang mengembangkan usaha Sampoo berbahan dasar daun jarak dan sagu. Mahasiswa kreatif dan inovatif tersebut diketuai Lilis Samuli dari Program Studi (Prodi) Kimia Unsultra angkatan 2023 dengan anggota  Asrani (Prodi Teknik Pertambangan) dan  Windi Safitri (Prodi Teknik Pertambangan), dibawah bimbingan Wa Ode Syafitri Salsabila, S.Si., M.Si.

Saat dimintai komentarnya terkait pengembangan usaha Shampo kering  karya mereka, Ketua Tim, Lilis Samuli menguraikan bahwa ide awalnya saat melihat dan mengetahui pemakaian sampo berbahan kimia sintetis dibeberapa orang terkadang mengalami ketidakcocokan atau alergi. Lagi pula sampo yang biasa digunakan oleh orang membutuhkan bilasan air  sehingga menghasilkan limbah kimia SLS (Sodium Lauryl Sulfaktan) yang berbahaya.

Maka dari itu, sambungnya, perlu dikembangkan sampo  alternatif seperti sampo kering organik yang terbuat dari bahan alami. Sampoo kering merupakan jenis sampo yang digunakan untuk mengurangi sifat berminyak pada rambut tanpa memerlukan air. Bahan alam yang potensial untuk pembuatan sampo kering adalah ekstrak daun jarak dan sagu.

Sebutnya, Kedua bahan ini potensial ada di Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal ini mendorong timnya untuk berinovasi  membuat sebuah Dry Shampoo atau sampoo kering tanpa dibilas dari bahan alami atau organik yang ramah lingkungan dan diyakini lebih diminati masyarakat.

“Disamping itu, kami memilih untuk membuat usaha produk sampo kering, karena didasari permasalahan yang ada disekitar bahwa rambut merupakan mahkota yang kerap bermasalah seperti rambut lepek sehingga dapat mempengaruhi penampilan,” ujarnya.

Lebih lanjut, rambut lepek adalah kondisi dimana rambut tampak tipis, tidak bervolume dan berminyak. Pati yang terkandung pada sagu yang berukuran kecil dapat digunakan sebagai penyerap minyak pada kulit. Penambahan ekstrak minyak atsiri daun jarak  menambah khasiat pada sampo kering (dry shampo), karena daun jarak mengandung zat tannin, flavonoid dan saponin.

Beberapa hasil studi menjunjukkan bahwa flavonoid berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan rambut dan mengurangi kerontokan, sedangkan aponin berfungsi sebagai pembersih.

Lebih lanjut Lilis menuturkan, betapa senangnya dan tidak menyangka ditengah tingginya persaingan bahwa karya mereka bisa lolos sebagai salah satu pelaksana kegiatan P2MW, apalagi dirinya masaih tergolong Mahasiswa Baru (Maba). Hal ini menjadi  pengalaman baru bagi mereka dan tentu mereka bersyukur bisa mendapatkan uang tambahan dari usaha sampo kering ini.

“Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan berterima kasih kepada pempinan Universitas dan Pembimbing atas dorongan, motivasi dan bimbingannya, produk sampo kering mendapat respon positif dan mulai dimintai oleh berbagai kalangan. Tidak lupa mereka berdoa semoga program P2MW mereka bisa lolos menjadi yang terbaik dan menjadi peserta KMI EXPO 2024. Produk atau karya yang dihasilkan sebagai bentuk kenang-kenangan dan hadiah istimewa untuk orang-orang tercinta, serta bisa menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang tua, ungkapnya.

Rektor Unsultra, Prof. Andi Bahrun sangat mengapresiasi karya inovatif dan lolosnya mereka pada kompetisi naisonal adalah merupakan suatu prestasi gemilang bagi Unsultra.

“P2MW merupakan program pengembangan usaha mahasiswa melalui Ditjen Diktiristek Kemendikbur RI yang salah satu tujuanya untuk mencetak mahasiswa wirausaha dan penguatan ekosistem kewirausahaan di Perguruan Tinggi (PT),” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *